About

STAIN KEDIRI

STAIN KEDIRI
USHULUDDIN

Kamis, 10 Desember 2015

GREBEK SURO (SUROAN) DI GUNUNG KELUD



GREBEK SURO (SUROAN) DI GUNUNG KELUD
KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI SEBAGAI MOMENTUM PEMULIHAN KEMBALI KELUD PASKA ERUPSI




PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA
JURUSAN USHULUDDIN DAN ILMU SOSIAL
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
JL. SUNAN AMPEL 07 NGRONGGO
2014/2015

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Om Swastiastu
Namo Buddhaya
Berkah Dalem
Salam Kasih, Damai dan sejahtera
Izinkan kami mahasiswa dari prodi Perbandingan Agama mengucapkan syukurilah Alhamdulillah sebesar-besarnya hanya kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberi nikmat kepada kita sehingga tidak ada yang kurang suatu apapun.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan hanya kepada sang revolusioner sejati, uswatun hasanah, al- Amin, lelaki penggenggam hujan, maithreya, sang himmada dan masih banyak lagi gelar yang tersandingkan untuknya, sungguh yang mulia Muhammad SAW.
Terima kasih kami ucapkan kepada Pak Arif selaku kaprodi yang mengizinkan kami berkegiatan mengikuti acara suroan di Gunung Kelud kemarin. Terima kasih juga kepada DEMA PS Perbandingan Agama yang sudi meluangkan waktunya demi terselenggaranya pembelajaran observasi teman-teman kemarin.
Kepada teman-teman yang seperjuangan dalam menuntut ilmu dibidang yang sama terima kasih atas perjuangan kalian, tulisan ini belum sempurna dan masih begitu banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran dalam perbaikan tulisan ini sangat kami harapkan.

1.      Pemberangkatan
            Kami diberangkatkan dari halaman  STAIN Kediri oleh Dema PS PA, tepatnya pada pukul 07.00 kami memulai perjalanan. Dengan mengendarai kendaraan motor keberangkatan dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok pertama mereka yang berangkat duluan guna mempersiapkan lokasi, mengikuti acara terlebih dahulu sebagai alternative jika terlambat. Dan kelompok ke 2 mereka yang berangkat 30 menit setelah kelompok pertama guna mereka yang belum datang ke kampus.
           
2.      Peserta
            Mahasiswa STAIN yang mengikuti observasi semester satu berjumlah 8 mahasiswa, sedangkan semsester tiga berjumlah 10 mahasiswa, semester lima berjumlah 9 mahasiswa dan semester tujuh hanya 1 mahasiswa. Jadi total dari keseluruhan dari mahasiswa STAIN Kediri yang mengikuti Grebek Suro kemarin berjumlah 24 mahasiswa.
3.      Kegiatan
            Ada yang beda dari acara Grebek Suro kali ini di Kelud. Festival Kelud begitulah orang-orang menyebutnya, terselenggaranya kegiatan ini kerja sama dengan pemerintah kabupaten, dinas pariwisata dan kebudayaan. Setiap tahun kegiatan Grebek Suro dan larung saji selalu diadakan. Jika dulu sesaji dilarung dalam kawah, sekarang sudah tidak karena adanya musibah yang baru saja yaitu meletusnya Gunung Kelud. Vestival Kelud mempunyai agenda pokok:
  1. Ritual sesaji kelud, Minggu 02 Nopember 2014
  2. Kirab 1000 (seribu) tumpeng, Minggu 02 nopember 2014
  3. Jatim Travel Mart, Minggu- Selasa 02-04 Nopember 2014
  4. Pagelaran kesenian daerah, Jum’at-Minggu 31 okt s/d 02 nop 2014
  5. Pameran dan Bazar UMKM, Sabtu-Minggu 1-2 Nopember 2014.
Paska erupsi kelud kemarin  kamis 13 Februari 2014, pukul 22.50 kondisi sekitar puncak Gunung Kelud berubah menjadi tandus setelah mengalami letusan yang sangat hebat pada malam jumat tersebut. Material letusan yang panas mengeringkan pepohonan yang sebelumnya menghijau baik di lembah maupun di kawasan bukit. Pemandangan yang menarik di daerah puncak Kelud adalah hilangnya kubah lava yang sebelum erupsi terlihat menyembul seperti anak gunung. Letusan Gunung tersebut menyebabkab erosi dinding kawah. Kubah lava diperkirakan longsor dan terlempar.
Maka dari itu, momentum paska Kelud Erupsi dalam Proses perbaikan warga lereng Kelud bersama-sama pemerintah daerah mengadakan ritual sesaji yang disebut dalam artian tradisi Jawa “Selamatan”. Acara ritual sesaji yang dikemas dengan festival Kelud mengambil tema “Merti Kelud, Mamukti Kediri” yang bermakna memelihara Kelud untuk kemuliaan Kediri. Hal ini, sesuai dengan kondisi masyarakat lereng Kelud yang mulai beraktivitas menuju masyarakat yang lebih baik, makmur, sejahtera dan mulia.
Festival Kelud yang di buka pada tanggal 31 Oktober 2014, kemarin juga dijadikan ajang pertunjukan kesenian daerah. Setiap harinya, dari awal di buka sampai dengan berakhirnya tanggal 04 Nopember 2014 berbagai pertunjukan, wayang kulit dan tari kolosal music akustik ikut memeriahkan agenda tersebut. Tidak ketinggalan juga pameran dan bazar UMKM, yang menjual berbagai potensi hasil karya asli warga Kediri. Rest Area Kawasan Wisata Gunung Kelud dan Gedung teater menjadi seting bazar serta ajang pameran.
Acara puncak dari kegiatan Feistival Kelud ini adalah Ritual saji Gunung Kelud dan Kirab Tumpeng Sahasra (1000 Tumpeng). Warga lereng Kelud dan sesepuh Kelud yang sering disapa dengan Mbah Ronggo memilih tanggal 02 Nopember 2014 sebagai kirab sesaji dikarenakan hari itu merupakan hari ahad yang mana biasanya orang-orang istirahat dari rutinitas sehari-hari. “Festival Kelud memang diperuntukkan untuk siapa saja yang ingin selametan bersama-sama dan bersyukur atas nikmat yang maha kuasa, maka dari bagi mereka yang muslim membawa tumpeng ke acara tersebut diniati sebagai “shodaqoh”, berbagi nikmat panen meskipn dalam keadaan paska erupsi” begitulah sekiranya penjelasan dari ketua pelaksana kegiatan festival Kelud kali tahun ini.
Pukul 07.45 sebagai pertanda dimulainya acara ritual sesaji. Kirab mengambil start area p2 dibawa ke parkir tengah. Sebelumnya tumpeng dikumpulkan untuk menunggu yang lain para tamu disuguhi dengan sajian gending-gending Soran  oleh tim karawitan SMPN 1 Ngancar, suara gending gadis-gadis lereng Kelud cukup membuat tamu ikut tercengang dan kagum. Mereka  berbakat ditambah dengan penampilan tradisional Kediri serta berdandan secantik mungkin sesuai penggambaran Putri Kilisuci yang parasnya membuat kagum pangeran-pangeran nusantara. Setelah itu, tepat pukul 09.00 acara ritul saji dimulai. Berdoa, bersama warga berada diposisi melingkari tumpeng dan duduk bersila. Do’a tersebut dipimpin oleh Mbah Ronggo dkk. Selesai berdo’a bersama mata kita disuguhi dengan tarian tradisional, orang menyebutnya denga sajian Tari Bedoyo oleh team kesenian SMPN 1 Ngancar.Tari tersebut kemarin menjadi juara se-JATIM dalam kategori tari penyambutan tamu. Tari itu menggambarkan kerukunan, kesentosaan dan kesejahteraan warga lereng Kelud yang tidak pernah habis meskipun Kelud kerap Erupsi. Penari melenggak lenggok layaknya penari tradisional profesional, mereka ada yang berdandan layaknya Putri Kilisuci, Raden Inu Kirana, serta dayang-dayangnya yang menggambarkan masyrakat Kelud.
Penari mengkhiri tarianya setelah 15 menit kemudian, serah terima tumpeng secara simbolik dari Bupati Kediri yang dalam hal ini diwakili oleh kepala dinas pariwisata dan kebudayaan kepada Bapak Camat Ngancar.
Serah terimapun selesai, tumpeng terbesar dan 3 tumpeng lainya dikirap dari parkir tengah menuju puncak Wedusan untuk pelaksanaan ritual saji. Jika tahun lalu sebagian sesaji dilarung dalam kawah Kelud kalau sekarang hanya sampai puncak ini. Mengingat Kelud bagian atas masih rawan longsor hanya para sesepuh sajalah yang boleh mengikuti ritual saji di puncak Kelud. Para warga ada yang hanya sampai parkir tengah menikmati 1000 tumpeng, makan bersama dan ada yang membawanya pulang sebagai oleh-oleh untuk keluarga. Sedangkan di puncak Wedusan sebagian warga dan kami ikut berdo’a dan selametan bareng dengan tumpeng terbesar. Dari mereka ada yang memang benar-benar ikut selametan, berkunjung untuk menyaksikan da nada juga yang rekreasi ingin melihat ritual kelud. Begitulah sekiranya, ritual Kelud semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Diseberapa besarkah tingkat kedermawanan kita untuk saling berbagi meski dalam keadaan serba kekurangan, Dimanakah tingkat kita mengukur perdamaian jika kita belum benar-benar berdo’a bersama meski dengan umat yang mempunyai perbedaan keyakinan dengan kita. “Hanya orang-orang yang bermanfaat untuk yang lain, mereka itulah yang sukses” (Al Hadits). Serta kesuksesan dinilai orang lain bukan diri sendiri.
Fastabikul khoirat, waallahu muwafiquna ila ma fi khoril Islam wal muslimin, khoiru Indonesia wa indonesiyiin. Wastaghfirullahal’adzimu li wa lakum.
Rahayu, rahayu, rahayu.

1 komentar:

  1. Casinos in and Near Casinos, Atlantic City
    Best casinos in Atlantic City for 2021. Find the best casinos in the 안양 출장샵 area and nearby. Mapyro's 광명 출장마사지 database shows 안산 출장안마 all land 의정부 출장샵 based casinos 남원 출장마사지 in

    BalasHapus