About

STAIN KEDIRI

STAIN KEDIRI
USHULUDDIN

Kamis, 03 Desember 2015

Makalah kepercayaan romawi kuno

Makalah kepercayaan romawi kuno

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Romawi ialah peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma masa kini. Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya.
            Selain itu, kota Romawi juga memiliki system kepercayaan yang khas yaitu kepercayaan pada dewa-dewa yang identic dengan keseharian mereka.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Agama Romawi Kuno?
2.      Bagaimana Ajaran dan Praktek Keagamaan Agama Romawi Kuno?
3.      Apa saja hasil peradaban Agama Romawi Kuno yang masih ada sampai sekarang?










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah dan Perkembangan Romawi Kuno
Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya. Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Sejarah berdirinya Kota Roma yang yang terletak di Lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus. [1]
Roma didirikan oleh dua orang kakak beradik, Romulus dan Remus, cucu raja Numitor. Saudara raja yang jahat, Amulius, memasukan kedua bersaudara yang masih bayi itu kesebuah keranjang lalu dibuang ke sungai Tiber. Tetapi mereka diselamatkan dan disusui oleh serigala betina. Mereka mendirikan Roma. Namun keduanya bertikai dan Remus terbunuh. Romulus kemudian menjadi raja yang pertama. Roma berhasil menundukkan bangsa-bangsa yang tinggal disekitarnya, baik dengan jalan kekerasan maupun jalan damai. Hingga akhirnya Roma berhasil menguasai seluruh Italia Tengah. [2]
Sebelumnya, sekitar tahun 492 SM, daerah Latium sebagai tempat berdirinya kota Roma dikuasai oleh kerajaan Etruskia, yang terletak disebelah utaranya sampai pada tahun 500 SM. Pada tahun 500 SM bangsa Latium memberontak terhadap kerajaan Etruskia dan berhasil memerdekaan diri serta mendirikan negara sendiri yang berbentuk republik. Maka sejak itu, Roma menjadi republik dan kepala negaranya disebut konsul yang dipilih setiap tahun sekali. Konsul selain menjadi penguasa negara juga ketua senat dan panglima besar.

a)      Periode Zaman Kerajaan (1000 – 510 SM)
Pada masa ini Semenanjung Apenina dihuni oleh bangsa pendatang dari Laut Kaspia sedangkan di bagian Selatan di huni oleh bangsa Funisia dan Yunani. Diantara mereka terjadi percampuran sehingga melahirkan bangsa Romawi.
Menurut Vergilius dalam karyanya Aenens, kota Roma didirikan  pada 1754 SM, oleh Romulus anak Aeneis dan Lavinia putri Latinus (Raja negeri Latinum) yang telah membunuh saudara kembarnya Remus.
Kerajaan Roma diperintah seorang raja yang merangkap sebagai panglima perang dan hakim tinggi. Dalam menjalankan pemerintahannya Raja dibantu oleh Senat, yang terdiri 300 orang golongan patricier (bangsawan) dengan jabatannya seumur hidup dengan bertugas sebagai penasihat kerajaan. Roma menjadi negara Republik yang dikuasai kaum bangsawan (Aristokrasi).
Raja-raja pada saat periode kerajaan:
-          Romulus
-          Noma Pompilus
-          Tullus Hostilius
-          Ancus Priscus
-          Tarquinius Priscus
-          Servius Tullius
-          Tarquinius Superbus

b)      Periode Zaman Republik (510 –31 SM)
Pada masa ini Roma berbentuk Republik yang pemerintahannya dijalankan oleh dua orang Konsul yang dipilih oleh rakyat yang bertugas mengendali pasukan, berhak menyatakan perang, menentukan jumlah pajak dan membuat aturan hukum. Kemudian dibentuk dewan yang terdiri :
1)       Kepala pemerintahan dipegang dua orang konsul dan didampingi senat.
2)       Senat, yaitu golongan bangsawan dan sebagai badan penasehat.
3)      Dewan Perwakilan Rakyat, sebagian besar kaum bangsawan, hanya 4 orang golongan rakyat biasa. Dan 4 orang ini mempunyai Hak Veto. Sering terjadinya pertentangan antara mereka, sehingga golongan rakyat mengungsi ke pegunungan. Hal ini menyebabkan golongan bangsawan menderita. Akibatnya golongan rakyat dipanggil dan diadakan perundingan sehingga menghasilkan kesepakatan persamaan hak yang dituangkan dalam “Twaalftafelenwet” yaitu 12 meja batu undang-undang.
4)       Pontifex Maximus, yaitu kepala agama
5)        Tribuni Plebis, yaitu dewan daerah.[3]

c)      Periode Zaman Kekaisaran (31 SM – 476 M)
            Pada periode ini, bentuk pemerintahan Romawi berubah menjadi monarkhi yang dipimpin oleh seorang kaisar. Kaisar-kaisar yang pernah memerintah adalah :
1)      Kaisar Octavianus dengan gelar Kaisar Agustus dan Princeps Civitas (warga tertinggi yang terpilih,yang adil dan bijaksana) adalah peletak dasar kekaisaran Romawi. Wilayahnya meliputi Afrika Utara, Asia Barat, dan sebagian besar Eropa.Kaisar Octavianus berkuasa hingga tahun 14 M. Hal penting yang ia wariskan adalah dimulainya penanggalan Masehi yang bertepatan dengan lahirnya Isa Al Masih.
2)      Kaisar Romawi berikutnya adalah Kaisar Nero (54-68 SM), Kaisar Nero terkenal sangat kejam dan membunuh para pemeluk agama Kristen.
3)      Kaisar Kaligula, terkenal kekejamannya
4)      Kaisar Vesvasianus (69-79 M), terkenal karena penindasannya terhadap bangsa Yahudi di Palestina, sehingga bangsa Yahudi terusir dari negerinya dan menyebar ke penjuru dunia
5)      Kaisar Hardianus (117-138 M)
6)      Kaisar Konstantin Agung (306-337M)
7)      Kaisar Theodosius (378-395M).
Pada masa Theodosius Romawi dibagi menjadi dua, Romawi Barat dengan ibukota Roma dan Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel. Romawi Barat jatuh tahun 476 M. oleh Odoakar seorang panglima tentara sewaan Jerman, Romawi Timur jatuh tahun 1453 M. ke tangan Turki dan berubah menjadi Istambul.[4]
d)     Pada masa Gothik (100 – 1400 M),
kebudayaan Romawi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan Agama kristen. Agama Kristen atau Nasrani sebenarnya telah berkembang sejak zaman pemerintahan Tiberius. Agama ini disiarkan oleh Yesus (Isa) dari Nazareth, yang dilahirkan di Palestina. Agama Kristen ini berbeda dengan kepercayaan rakyat Romawi yang poltheis. Agama Nasrani memiliki kepercayaan monoteis. Dengan pertimbangan-pertimbangan politik dan kemanan negara, Tiberius menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus pada tahun 33 M. Tetapi kematian Yesus ini tidak berarti Agama Kristen lenyap dari kehidupan masyarakat Romawi.
Setelah Yesus atau Nabi Isa disalib dibukit Gologota, Agama Kristen berkembang sampai Mesir, Syria, Asia Kecil, dan ke Roma. Hampir selama tiga abad para pengikut Agama Kristen dalam ketakutan dan pengejaran oleh penguasa Roma. Pada tahun 395 SM. Agama Kristen ditetapkan sebagai agama negara. Dari masyarakat pemeluknya lambat laun timbul suatu bentuk kelompok kegerejaan yang disusun menurut organisasi-organisasi yang ada di Imperium Romanum (penguasa Roma). 
Periode Gothik, seni Kristen mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh perpindahan pemerintahan dari Konsatantinopel ke Byzantium. [5]
 Kekaisaran romawi mengalami perpecahan menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur. Romawi Barat mengalami keruntuhan tahun 335 M. 
Ketika penguasa Roma masih memusuhi para pengikut Agama Kristen, di Roma sendiri secara sembuyi-sembunyi berkembang seni Katamba. Sejak saat itulah lahir seni Katakomba yang meruapakan tanda lahirnya seni kristen awal. Katakomba sendiri merupakan kuburan-kuburan bawah tanah. 
Ketika gereja mengalami kemerdekaan kembali pada abad ke-4, kemudian Agama Kristen dijadikan agama resmi, mulailah perkembangan seni banguan gereja. Pada masa itu, para arsitek membangun gereja dengan menggunakan konsep dasar seni bangunan Basilika bangsa Romawi, yaitu suatu bangunan untuk pertemuan-pertemuan umum berbentuk persegi panjang. Perkembangan selanjutnya adalah bagunan gereja dengan menara lonceng pada bad ke-6. Seperti gereja St.Andrea di Mantua dan gereja St.Novella di Feirence.[6]
B.     Ajaran dan Praktek Keagamaan Romawi Kuno
a)      Kepercayaan Terhadap Dewa
Pada awalnya, Bangsa Romawi menganut paham animisme dengan menyembah terhadap roh-roh leluhur mereka. Sekarang kepercayaan mereka menjadi politeisme dengan menyembah banyak dewa. Mereka menjadikan setiap Tuhan sebagai maifestasi kehidupan dan wujud yang memiliki kekuatan di luar alam pikiran normal (supranatural). Para tuhan atau Dewa membantu orang-orang yang beribadah kepada mereka dengan bersembahyang, berdoa, dan ibadah lainnya.karna itu, bangsa ini membanggun kuil-kuil besar untuk melaksanakan ritual keagamaan terhadap para dewa.
Masyarakat Romawi meyakini ramalan. Mempercayai ayam suci dan tatacara menyantapnya, begitu juga hati binatang, baik bentuk maupun warnanya. Tempat-tempat penyembelihan hewan dibangun disamping tembok rumah mereka. Dalam hal pengobaran api abadi, para pemuka agama memegang kendali. Menyerahkan keamanan dan penjagaan rumah kepada Dewa Jenus, Dewa Cahaya dan Keselamatan. Kuil merupakan tempat penyembahan terhadap dewa mereka.
Kemudian terjadilah pencampuran antara kepercayaan Yunani dan Romawi. Hal tersebut dapat dilihat pada mayoritas bangsa Romawi yang terpengaruh bangsa Yunani. Dewa-dewa Romawi adalah cerminan dari dewa-dewa Yunani. Perbedaannya hanya dalam hal nama saja.
ü  Jupiter – Zeus
ü  Mars – Ares
ü  Yuno – Hera
ü  Minerva – Athena
ü  Venus – Aprodhite[7]
Masyarakat mengadopsi hal tersebut berdasarkan cerita mitologi Yunani, bukan dari imajinasi mereka. Berikut ini adalah urutan nama-nama dewa Romawi:
1)      Jupiter (raja dewa-dewa)
2)      Bacchus (dewa anggur)
3)      Diana (dewi perburuan) 
4)      Yuno (ratu para dewa/dewi rumah tangga)
5)      Mars (dewa perang)
6)       Mercury (dewa utusan)
7)       Minerva (dewi pengetahuan)
8)      Neptune(dewa laut)
9)      Venus (dewi cinta dan kecantikan)
10)   Apollo 
11)   Ceres
12)   Vesta
13)   Kupido (dewa romantisme dan cinta)
14)   Pluto (raja dunia bawah)
15)   Proserpine ( ratu dunia bawah)
16)   Saturnus (dewa pertanian)
17)   Vulkan, dewa api dan pandai besi.
Selain itu masyarakat Romawi mempercayai bahwa Hercules keturunan dewa berwujud manusia. Dia adalah orang yang paling berjiwa patriot dikalangan masyarakat Romawi. Selain dikultuskan dan diabadikan setelah kematiannya, dia sesekali disembah.
Tahun 456 SM, telah berlaku undang-undang tertulis pertama di Romawi The Law of The Twelve Tables. Masyarakat Romawi menyembah berhala hingga kedatangan agama Nasrani. Pada akhirnya, agama ini berhasil menggantikan posisi agama pagan. Hal tersebut terjadi setelah konflik keduanya berlangsung selama lebih dari 3 abad.
b)      Kepercayaan Agama Kristen
            Perkembangan kepercayaan bangsa Romawi berikutnya setelah kepercayaan pada dewa yaitu munculnya ajaran Kristen. Setelah lahirnya agama kristen, ditanah Judea yang merupakan wilayah kekaisaran Romawi maka agama yang baru ini mulai berkembang bahkan sampai di Roma sebagai pusat pemerintahan. Penyebaran ke arah barat dilakukan oleh Petrus dan Paulus. Penganut agama kristen semakin banyak terutama dari golongan budak (kaum tertindas). 

               Mengapa para kaisar Romawi lalu memerintahkan pasukannya untuk menindas penganut agama kristen? Karena ajaran agama kristen dapat menggoyahkan sendi-sendi kekuasaan kaisar. Ajaran tersebut adalah: 

a. bersifat monotheisme sedangkan agama Romawi bersifat polytheisme, 
b. menolak pendewaan kaisar, 
c. menolak perbudakan, dan 
d. menolak wajib militer dan berperang. [8]

                 Berkaitan dengan kepercayaan itu berkembanglah bangunan pemujaan terhadap dewa-dewi seperti gedung Pantheon yaitu rumah dewa bagi bangsa Romawi. Setelah agama kristen ditetapkan sebagai agama negara maka Roma kemudian menjadi pusat agama Roma Katolik dengan pemimpinnya yang disebut Paus serta dibangun gereja yang megah dikenal sebagai gereja Santo Petrus.



C.    Hasil Peradaban Agama Romawi Kuno yang Masih ada sampai sekarang
a)      Sejarah Tahun Baru 1 Januari
Dalam buka The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume 14, halaman 237.
“The Roman ruler Julius Caesar established January 1 as New Year’s Day in 46 BC. The Romans dedicated this day to Janus , the god of gates, doors, and beginnings. The month of January was named after Janus, who had two faces – one looking forward and the other looking backward.”
Artinya kurang lebih begini :
“Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke 46 SM. Orang Romawi mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.”[9]

Sosok dewa Janus dalam mitologi Romawi
Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang sama bernama dewa Chronos. Sejarah pelestarian budaya Pagan (penyembahan berhala) sudah ada semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani.
Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember adalah pusat Winter Soltice, yaitu hari-hari dimana kaum pagan penyembah Matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin. Pertengahan Winter Soltice jatuh pada tanggal 25 Desember, dan inilah salah satu dari sekian banyak pengaruh Pagan pada budaya Kristen selain penggunaan lambang salib. Tanggal 1 Januari sendiri adalah seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk dalam bagian ritual dan perayaan Winter Soltice dalam Paganisme.
Kaum Pagan sendiri biasa merayakan tahun baru mereka (atau Hari Janus) dengan mengitari api unggun, menyalakan kembang api, dan bernyanyi bersama. Kaum Pagan di beberapa tempat di Eropa juga menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.[10]
b)      Perayaan Valentine
Tradisi Roma kuno. Lama sebelum Kristianity dinyatakan sebagai agama resmi kerajaan Romawi. oleh kaisar Contantine (313-337 AD), tanggal 14 dan 15 adalah hari besar orang Romawi, perayaan besar ini dikenal dengan nama  Lupercalia. Perayaan ini sangat populer bahkan sampai abad ke lima AD – sedikitnya 150 tahun setelah pernyataan Constantine  tersebut.
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara penyucian dan kesuburan di masa Romawi K[i]uno (13-18 Februari). Dua hari pertama dipersembahkan untuk dewi mabuk-cinta (queen of feverish love) Juno Februata (dari mana kata bulan Febuari berasal). Dipercayai juga sebagai perayaan menghormati berhala Lupercus/ Lupercal. dan Faunus, juga Romulus dan Remus, yang terakhir menurut dongeng Roma adalah pendiri kota Roma kuno.[11]
Pada hari perayaan tersebut, rakyat berkumpul di sebuah tempat ibadah, di mana wanita-wanita muda menulis nama-nama mereka, menaruhnya di kotak undian. Para pria mengambil nama-nama tersebut. Mereka akan menjadi pasangan selama perayaan tersebut bahkan bisa terus sampai perayaan tahun berikutnya. Tanggal 15 Februarinya, para imam (disebut Luperci) melakukan korban sembelihan binatang kambing dan anjing untuk meminta perlindungan dewa Lupercalia / Lupercus (berbentuk srigala). Ibadah pengorbanan ini terjadi di depan Porta Romana, sisi barat dari bukit Palatine, dimana terdapat goa Lupercus. Kulit dari binatang korban ini kemudian dibuat sebagai pecut-pecut atau tali-tali pemukul untuk ibadah kesuburan kandungan.  Dua pria berpakaian minim akan berlari-lari di jalan kota tua Palatine dengan pecut-pecut di tangan mereka, dan para wanita, dan ternak juga dibawa ke jalan – akan sengaja berdiri di jalan yang akan dilewati pemuda tersebut untuk mendapat ’sabetan’ (sentuhan berkat), dipercayai bahwa janin mereka akan menjadi subur dengan sentuhan tali kulit tersebut.
Perayaan dan ibadah Lupercalia yang terkenal ini tetap hidup sampai akhir pemerintahan Anastasius I (491-518 AD). Namun di akhir abad kelima, 498 AD, Paus Gelasius memutuskan merubah perayaan Eve of Lupercalia (14 Febuari; satu hari sebelum puncak perayaan Lupercalia) menjadi hari St. Valentine; perayaan kawin kontrak dan kesuburan menjadi perayaan hari orang kudus Roma Katolik.[12]
D.    Angka
             Bangsa Romawi mempergunakan beberapa sistem berbeda untuk penulisan angka. mereka menulis angka seperti ini: I II III IV V dan di lain.
E.     Nama Planet
             Hingga saat ini nama-nama planet yang ada di tata surya khususnya di Galaksi Bimasakti berasal dari nama-nama dewa zaman Romawi Kuno. Seperti :
a)      Mercury Planet Utarid
b)      Venus Planet Kejora
c)      Earth Planet Bumi
d)      Mars Planet Marikh
e)      Jupiter Planet Musytari
f)       Saturn Planet Zuhal
g)      Uranus Planet Uranus
h)      Neptune Planet Neptune [13]



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Peradaban Romawi dibagi menjadi tiga periode yaitu:
a)      Periode Zaman Kerajaan (1000 – 510 SM)
b)  Periode Zaman Republik (510 –31 SM)
e)      Periode Zaman Kekaisaran (31 SM – 476 M)

Ajaran dan Praktek Keagamaan Romawi Kuno ada dua yaitu:
a)      Kepercayaan Terhadap Dewa
nama-nama dewa Romawi: Jupiter (raja dewa-dewa), Bacchus (dewa anggur), Diana (dewi perburuan), Yuno (ratu para dewa/dewi rumah tangga), Mars (dewa perang), Mercury (dewa utusan), Minerva (dewi pengetahuan), Neptune(dewa laut), Venus (dewi cinta dan kecantikan), Apollo, Ceres, Vesta, Kupido (dewa romantisme dan cinta), Pluto (raja dunia bawah), Proserpine ( ratu dunia bawah), Saturnus (dewa pertanian), Vulkan (dewa api dan pandai besi).
b)      Kepercayaan Agama Kristen

Hasil Peradaban Agama Romawi Kuno yang Masih ada sampai sekarang yaitu:
a)      Sejarah Tahun Baru 1 Januari
b)      Perayaan Valentine
c)       Angka
d)     Nama Planet



[1] Sami bin Abdullah al-Maglouth, Ensiklopedia Atlas Agama-Agama( PT Niaga Swadaya, 2011), hlm. 54.
[2] Ibid, Hlm. 59
[3]  Ibid, hlm. 61
[4] Hadas, Moses. 1975. Roma Masa Kekaisaran, time life internasional. Tira Pustaka. Bandung hlm. 78
[6]  Simon, Gerald. 1975. Sejarah kelahiran Eropa. Time life. Tira Pustaka. Bandung hlm. 107.
[7]  Sami bin Abdullah al-Maglouth, Ensiklopedia Atlas Agama-Agama( PT Niaga Swadaya, 2011), h. 549.
[8] Miranda Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya ( Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi, 2009), h. 50-51.
[9] Ibid, hlm. 79
[10]  Ibid, hlm. 81
[11]  Ibid, hlm 85
[12] Ibid, hlm. 87
[13] file:///F:/planet%20tatasurya.htm diakses tanggal 25 Maret 2015



0 komentar:

Posting Komentar