Ada beberapa ciri dan karakteristik utama yang membedakan antara
agama samawi dan agama ardhi, kami akan sebutkan beberapa di antaranya
saja:
1. Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat
Agama samawi tidak diciptakan oleh manusia lewat kontemplasi atau
perenungan. Berbeda dengan agama Budha, yang diciptakan oleh Sidharta
Gautama. Sang Budha konon dahulu duduk merenung di bawah pohon Bodi,
lalu mendapatkan temuan-temuan berupa nilai-nilai kehidupan, yang
kemudian dijadikan sebagai dasar agama itu.
Demikian juga, agama samawi sangat jauh berbeda dengan konsep
pengertian agama menurut beberapa ilmuwan barat, yang memandang bahwa
asalkan sudah mengandung pengabdian kepada suatu kekuatan tertentu, atau
ada ajaran tertentu, atau ada penyembahan tertentu, maka sudah bisa
disebut agama.
Umumnya para ilmuwan barat cenderung menganggap sebuah aliran
kepercayaan, spiritulisme tertentu serta nilai-nilai tertentu sebagai
sebuah agama.
Sementara konsep agama samawi adalah sebuah paket ajaran lengkap yang
turun dari langit. Kata samawi mengacu kepada arti langit, karena tuhan
itu ada di atas langit menurunkan wahyu. Wahyu bukan sekedar kata-kata
ghaib atau magis, melainkan berisi hukum dan undang-undang yang mengatur
semua tatanan hidup manusia, mulai dari masalah yang paling kecil
hingga yang paling besar. Dari masalah mikro sampai masalah makro.
Agama samawi tidak pernah menciptakan sendiri ajarannya, tetapi
menerima ajaran itu dari atas langit begitu saja. Berbeda dengan agama
ardhi, di mana ajarannya memang diciptakan, disusun, dibuat dan diolah
oleh sesama makhluk penghuni bumi, manusia.
2. Disampaikan oleh manusia pilihan Allah, utusan itu hanya menyampaikan bukan menciptakan
Karena agama samawi datang dari tuhan yang ada di langit, dan tuhan
tidak menampakkkan diriNya secara langsung, maka agama samawi mengenal
konsep kenabian.
Fungsi dan tugas nabi ini adalah menyampaikan semua kemauan,
perintah, aturan, syariah, undang-undang dari tuhan kepada umat manusia.
Seorang nabi tidak diberi wewenang untuk menciptakan ajaran sendiri.
Nabi bukan manusia setengah dewa, maka tidak ada konsep penyembahan
kepada nabi.
Dalam konsep agama samawi, seorang nabi hanyalah seorang manusia
biasa. Dia bisa lapar lalu makan, dia bisa haus lalu minum, dia juga
bisa berhasrat kepada wanita lalu dia menikah. Namun di balik semua
sifat kemanusiaannya, seorang nabi mendapat wahyu dari langit. Serta
mendapatkan penjagaan dan pemeliharaan dari langit agar tidak melakukan
kesalahan.
Satu lagi fungsi seorang nabi yang tidak boleh dilupakan, yaitu sosok
diri seorang nabi dijadikan suri tauladan, contoh hidup yang nyata, dan
model untuk bisa ditiru oleh manusia.
3. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
Perbedaan lainnya lagi antara agama samawi dan agama ardhi adalah
bahwa tiap agama samawi memiliki kitab suci yang turun dari langit.
Kitab suci itu datang langsung dari tuhan, bukan hasil ciptaan manusia.
Diturunkan lewat malaikat Jibril alaihissalam, kepada para nabi. Lalu
para nabi mengajarkan isi wahyu itu kepada umatnya. Jadilah kumpulan
wahyu itu sebagai kitab suci. Itu adalah proses turunnya Al-Quran. Atau
bisa jadi Allah SWT menurunkan kitab itu sekaligus dalam satu penurunan,
seperti yang terjadi para kitab-kitab suci yang turun kepada Bani
Israil.
Sedangkan agama ardhi seperti Hindu, Budha, Konghucu, Shinto, dan
lainnya, meski juga punya kitab yang dianggap suci, namun bukan wayhu
yang turun dari langit. Kitab yang mereka anggap suci itu hanyalah
karangan dari para pendeta, rahib, atau pun pendiri agama itu. Bukan
wayhu, bukan firman, bukan kalamullah, bukan perkataan tuhan.
Dari sisi isi materi, umumnya kitab suci agama samawi berisi aturan
dan hukum. Kitab-kitab itu bicara tentang hukum halal dan haram. Adapun
kitab suci agama ardhi umumnya lebih banyak bicara tentang pujian,
kidung, nyanyian, penyembahan.
4. Konsep tentang Tuhannya adalah tauhid
Agama samawi selalu mengajarkan konsep ketauhidan, baik Islam, yahudi
atau pun nasrani. Tuhan itu hanya satu, bukan dua atau tiga, apalagi
banyak.
Sedangkan agama ardhi umumnya punya konsep bahwa tuhan itu ada
banyak. Walau pun ada yang paling besar dan senior, tetapi masih
dimungkinkan adanya tuhan-tuhan selain tuhan senior itu, yang boleh
disembah, diagungkan, diabdi dan dijadikan sesembahan oleh manusia.
Konsep bertuhan kepada banyak objek ini dikenal dengan istilah
polytheisme. Agama dan kepercayaan yang beredar di Cina telah
mengarahkan bangsa itu kepada penyembahan dewa-dewa. Ada dewa api, dewa
air, dewa hujan, dewa tanah, dewa siang, dewa malam, bahkan ada dewa
yang kerjanya minum khamar, dewa mabok.
Kepercayaan bangsa-bangsa di Eropa pun tidak kalah serunya terhadap
konsep dewa-dewa ini. Semua bintang di langit dianggap dewa, diberi nama
dan dikait-kaitkan dengan nasib seseorang. Kemudian ada dewa senior di
gunung Olympus, Zeus namanya. Dewa ini punya anak, setengah dewa tapi
setengah manusia, Hercules namanya. Lalu para dewa itu bertindak-tanduk
seperti manusia, bahkan hewan. Ada yang perang, ada yang berzina, ada
yang mabuk-mabukan bahkan ada dewa yang kerjaannya melacurkan diri.
Kepercayaan bangsa Romawi kuno hingga hari ini masih saja berlangsung
di masyarakat barat, mereka masih sangat kental mempercayai adanya
dewa-dewa itu.
Agama samawi datang kenolak semua konsep tuhan banyak dan beranak
pinak. Dalam konsep agama samawi, tuhan hanya satu. Dia Maha Sempurna,
tidak sama dengan manusia, Maha Agung dan Maha Suci dari segala sifat
kekurangan. Selain tuhan yang satu, tidak ada apa pun yang boleh
disembah. Maka tidak ada paganisme (paham kedewaaan) dalam agama samawi.
Penyimpangan Nasrani dan Yahudi dari Karakteristik Agama Samawi
Sebagai agama samawi, agama nasrani dan yahudi awalnya memenuhi 4
kriteria di atas. Namun seiring dengan berjalannya waktu, satu persatu
karakteristik itu tanggal dan lenyap. Sepeninggal para nabi mereka,
keadaan menjadi berubah 180 derajat.
1. Agama Diciptakan oleh Tokoh Agama
Tidak ada lagi konsep bahwa agama itu berasal dari tuhan, sebab para
pemuka agama baik pendeta, rahib, atau pun tokoh spiritul mereka telah
mulai membuat sendiri agama itu, tambahan demi tambahan di sana sini
mulai dibuat. Pengurangan-pengurangan juga acap dilakukan. Walhasil,
dalam waktu yang singkat, agama nasrani dan yahudi sudah bukan lagi
bersifat samawi, karena nyaris sudah dipermak habis-habisan oleh para
tokohnya.
Allah subhanahu wata’ala tegas sekali menyatakan bahwa apa dilakukan oleh umat nasrani dan yahudi itu sama saja dengan menyembah para tokoh agama.
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka
sebagai tuhan selain Allah dan Al-Masih putera Maryam, padahal mereka
hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha
suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.(QS. At-Taubah: 31)
Para tokoh agama nasrani dan yahudi dilaknat oleh Allah karena mereka
punya kebiasan mengubah isi kitab suci. Dan umat Islam tidak terlalu
diminta untuk berharap terlalu banyak dari umat nasrani dan yahudi untuk
beriman.
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu,
padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka
mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (QS. Al-Baqarah: 75)
2. Menyembah Nabi dan Orang Shalih
Penyimpangan berikutnya adalah umat nasrani dan yahudi sudah tidak
lagi menyembah Allah yang Esa, tetapi menambahi satu lagi sebagai tuhan
baru (junior), yaitu nabi mereka sendiri.
Konsep kenabian agama samawi telah mereka hancurkan, diganti dengan
konsep penyembahan kepada orang suci. Maka dibuatlah patung-patung para
nabi dan orang-orang shalih. Patung itu semula hanya sekedar untuk
pengingat, namun beberapa generasi berikutnya mulai memberikan takzhim,
penghormatan hingga berakhir dengan penyembahan.
Ketika nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah tahun 570 Masehi, di seputar ka’bah sudah berteng
ger 360 patung para nabi dan orang shalih. Dari mana datangnya patung-patung yang disembah?
Awalnya datang dari negeri Yaman yang saat itu berpenduduk nasrani.
Umat nasrani sedunia 500-an tahun setelah ditinggalkan oleh nabi Isa
alaihissama, sudah menjadi penggemar penyembahan patung nabi dan orang
shalih mereka.
Dari mana datangnya penyembahan patung di kalangan umat nasrani?
Datang dari Eropa, ibukota dan surga para dewa sesembahan. Patung dan
penyembahan berhala datang dari Eropa para saat negeri Eropa didatangi
oleh agama nasrani yang masih bersih dari bumi Palestina.
Sayang sekali, agama nasrani ini meski diterima di Eropa, namun
nasibnya apes sekali. Alih-alih mentauhidkan bangsa Eropa, agama ini
malah diberhalakan di Eropa. Masuklah paham keberhalaan khas Eropa dan
diasimilasi di dalam agama nasrani. Sampai 300 tahun kemudian, resmilah
nabi Isa naik pangkat menjadi tuhan dalam pemahaman agama ini. Lalu
bunda Mariam yang di dalam Quran disebutkan sebagai wanita yang suci dan
beriman, juga ikut-ikutan dijadikan tuhan, disembah dan dipatungkan.
Ketika Al-Quran turun 200 tahun kemudian, vonis Allah kepada agama
dan orang-orang nasrani yang berpaham Polytheisme ini tegas dan jelas:
KAFIR.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata,
“Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih
berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.”
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah: 72)
Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan, “Bahwasanya
Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan
selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang
mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan
ditimpa siksaan yang pedih.(QS. Al-Maidah: 73)
3. Memalsu Kitab Suci
Kitab suci Injil yang asalnya adalah firman Allah subhanahu wata’ala,
lama kelamaan berubah isinya menjadi karangan Petrus, Yohanes, Markus,
Lukas, dan lainny. Bukan lagi firman Allah tetapi karangan manusia.
Kitab itu lalu diperdebatkan keotentikannya oleh mereka sendiri, maka
berdirilah sekte-sekte yang saling berbeda. Muncul aliran-aliran gereja
yang saling mengkafirkan.
Awalnya bermula dari tidak adanya naskah asli Injil. Yang ada hanya
catatan-catatan yang tidak pernah terjaga keasliannya. Ditambah lagi
ciri khas para pemuka agama nasrani yang punya hobi membuat tambahan,
sisipan, bahkan sampai menghapus naskah asli, demi sekedar kepentingan
pribadi.
Demikian sedikit penjelasan tentang agama samawi dan agama ardhi
serta malapetaka yang menimpa pada agama samawi, yahudi dan nasrani.
Adapun agama Islam, tetap kokoh, konsisten, konsekuen dan mantap dalam
karakteristiknya sebagai agama samawi. Tidak ada penciptaan agama,
tetapi agama itu datang dari Allah 100 persen, tidak ada penambahan dan
pemalsuan kitab suci, tidak pernah menyembah nabi, juga tidak pernah
menduakan Allah.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kamis, 10 Desember 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar