DIRECT RESEARCH MISA NATAL DI GKJW
(GEREJA
KRISTEN JAWI WETAN)
DESA SEGARAN KECAMATAN WATES
KABUPATENKEDIRI
25 Desember 2014
Oleh : Wardatul Husniah
PROGRAM STUDI
PERBANDINGAN AGAMA
JURUSAN USHULUDDIN DAN
ILMU SOSIAL
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
JL. SUNAN
AMPEL 07 NGRONGGO
2014/2015
Kata Pengantar
Assalamu’alaikumwarahmatullaahi
wabarakaatuh
Salam kasih, damai, dan sejahtera
untuk kita semua.
Merry crishmast and happy new year.
Rasa syukur perlu kami ucapkan
beribu kali kepada Tuhan yang maha Esa, nikmat-NYA berupa kesehatan,
kecerdasan, kemampuan intelektual sehingga mengantarkan kami pada status
sebagai kaum terpelajar dan menyandang gelar mahasiswa. Lebih tepatnya
Mahasiswa STAIN Kediri Jurusan Ushuluddin dan Ilmu Sosial Progam Study
Perbandingan Agama.
Serta shalawat dan salam tetap kami
curahkan kepada sang juru damai seluruh ummat Muhammad SAW. Yang kami nantikan
keselamatan atas Beliau, keluarga dan penduduk dunia. Semoga!
Ucapan beribu terima kasih, tak
luput kami sampaikan kepada:
1. DEMA
PS.PA, yang telah mengadakan kerja sama kali ke tiga ini, dengan GKJW Segaran
Wates guna sebagai Direct Researh dan
perwujudan semangat kerukunan antar umat beragama.
2. Panitia
perayaan Misa Natal, kawula muda jemaat GKJW Segaran Wates yang membuka pintu
seluasnya untuk kami dalam kegiatan direct research misa natal 2015.
3. Mahasiswa
Perbandingan Agama, terkhusus semester satu, umumnya semua mahasiswa PA, alumni
Perbandingan Agama, Dema jurusan dan Dema Prody yang menjadi tamu undangan turut
menyukseskan agenda kami.
PA:
Peace Building, Ikut merayakan Misa Natal Sebagai Agenda Direct research
Demi membuktikan
eksistensi perbandingan agama di STAIN Kediri, mahasiswa PA[1]
kembali mengadakan direct research
misa natal tepatnya di GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan). Momentum itu,
sekaligus sebagai bentuk kerjasama menjaga kerukunan antar umat beragama
khususnya di Kabupaten Kediri.
“Semangat pluralisme menuju guyub rukun
antar umat beragama.” Menjadi tema yang didengung-dengungkan oleh tim panitia
direct research tahun ini untuk
menarik semangat para mahasiswa PA guna peduli akan potensi yang terpendam
dalam setiap individu untuk menjadi agent
of peace, Kamis (25/12).
Dengan berlangsungnya prosesi
pemberangkatan di halaman STAIN Kediri, kira-kira pukul 16.00 WIB yang dipimpin
langsung oleh ketua panitia direct
research saudari amilatul farihah menjadi pertanda dimulainya kegiatan
kami. Seperti agenda pada direct research
sebelumnya, kali ini tidak beda jauh. Dimulai dengan berkumpul dihalaman STAIN
Kediri kami makan bersama, sebagai
pertanda kekeluargaan yang erat .
Setelah itu, mahasiswa maupun tamu undangan berangkat mengendarai motor
masing-masing yang mendapatkan uang pesangon transport Rp 15.000.
Perjalanan kurang lebih satu
setengah jam, akhirnya kami berhasil mencapai jarak 15 km. Sesampai di GKJW,
kami tidak langsung menuju
Gereja. Mencari masjid dan menunaikan
sholat maghrib terlebih dahulu di masjid desa Segaran adalah agenda kami
berikutnya. Setelah itu kami menuju lokasi. Tepat pada pukul 18.30 WIB kami
sampai di GKJW. Sambutan serta berbagai ucapan selamat datang menyapa kami
dengan ramah tamah. Kawula muda jemaat GKJW Segaran Wates yang menjadi panitia
penyelenggara mempersilakan kami duduk dengan tamu Gereja yang lain. Ada Mahasiswi
PA yang mendapatkan kehormatan dipersilakan duduk di paling depan. Tepat pada
pukul 19.00 WIB acara misa natal dimulai. Pemandu acara membuka perayaan dengan
mengucapkan berbagai do’a-do’a serta puji-puji an yang menurut kami juga agak
asing. Tidak pernah luput mereka juga menyebut-nyebut kami dalam ucapan rasa
syukur dan terim kasih.
Dengan tema “perjumpaan dengan Yesus dalam keluarga” mereka mengharapkan bahwa natal
kali bisa mengantarkan Jemaat GKJW khususnya, penduduk Kediri umumnya dan seluruh
ummat dapat mengalami perjumpaan dengan yesus dalam keluarga yang sejahtera.
Kegiatan misa natal diawali dengan berbagi
nyanyian, (valice navidad, dido’a ibuku, merry cristmash dll). Setelah itu
berbagai rangkaian seperti drama yang menggambarkan betapa berharganya sebuah
keluarga, dance, penampilan band dari GKJW turut memeriahkan natal kali ini.
Disebagian sesi juga ada bagi-bagi hadiah dimana hadiah tersebut diberikan
kepada seseorang yang datang paling awal ke Gereja dan juga hadiah yang
diberikan kepada mereka yang paling kompak serta semangat dalam mengikuti misa
natal tahun ini. Tepuk tangan meriah, berbagai lagu dan gemerlap lampu turut
melengkapi deretan acara natal tahun ini. Tidak ketinggalan dialog tentang
pemuda dan cinta oleh bu Ernawati dan Bapak matius ikut menambah maraknya
suasanya natal di GKJW tersebut.
Dalam sesi dialog tersebut kami
dapat mengambil kesimpulan yang mungkin bisa dijadikan pelajaran kita semua “
Bahwasannya Tuhan itu, tidak pernah menciptakan segala sesuatu dalam kedaan
sia-sia, apapun itu. Mereka berpendapat bahwa cinta kasih harus ditularkan
kepada siapa saja. Ketika mereka mendapat pertanyaan bagaimana dengan adat Jawa
kalau pemuda ini menikah dengan pemudi itu pasti akan cerai karena hari lahir
mereka kurang baik. Memurut pendapat mereka semua hari diciptakan oleh Tuhan
sebagai hari yang baik, dan tidak ada tempat di dunia ini yang diciptakan di
bagian bumi yang buruk. Kalau seandainya kita percaya akan hal itu? Dimanakah
letak keimanan kita? Apakah kita hanya percaya dengan hari-hari sesuai dengan
adat?. Mereka juga menjawab pertanyaan tentang anak durhaka kepada orang tua,
menanggapi hal itu bapak matius mengatakan bahwa kita memang harus berbuat baik
kepada orang tua dalam keadaan bagaimanapun, akan tetapi yang terkadang luput
dari kita adalah bagaimana carang kita berbakti sehingga diantara anak dan
orang tua sering terjadi perselisihan paham. Yang paling tepat adalah
bagaimana cara kita, menempatkan sikap,
waktu serta keadaan yang mendukung untuk saling berkomunikasi dengan keluarga
agar tercipta kelyarga yang harmonis.”
Setelah sesi dialog usai, dilanjut sambutan-sambutan.
Pertama kami mendengarkan sambutan dari ketua panitia misa natal dan kemudian
tidak ketinggalan wakil dari STAIN Kediri yaitu Ketua Dema PS.PA turut mengisi
acara tersebut.
Malam menunjukkan pikul 22.00 WIB,
dan kami dipersilakan untuk menuju ruangan Tanya-jawab alias diskusi. Di
ruangan tersebut kita dijamu dengan makanan dan minuman setelah sesi Tanya
jawab seputar misa natal dan agama Kristen sebagai referensi kami direct
research.
Dipandu oleh mas Titus selaku ketua
forum kepemudaan di GKJW dan mbak………….
diskusi dimulai kami mendapatkan jawaban langsung dari Bapak Matius dan
Bu Ernawati selaku pastur di GKJW Segaran Wates Kediri.
Forum
Tanya jawab:
- Amila: Apakah penyebutan misa natal, perayaan natal dan penyebutan lain berbeda makna? Kalau beda mohon dijelasakn?
Jawab:
Mas Titus, Sama. Sebenarnya penyebutan itu sama-sama pada maknanya tidak
samanya pada gerejanyanya. Kalau di GKJW Segaran Wates lebih nasionalis ada
juga yang perayaan misa natal berbeda dengan, biasanya menganut system
pantikusta.
- Retno: Dimanakah beda misa natal dan perayaan natal?
Jawab:
Pada tanggal. Ditanggal 24 Desember orang-orang menyambut natal. Ditanggal 25
perayaan natal. Banyak berbagai gereja menamai dengan bermacam-macam sehingga
setiap gereja berbeda.
- Riza: Makna natal buat mas titus dan asistenya (keduanya pemandu diskusi)?
Jawab:
Mas titus, Natal sebagai ucapan rasa syukur datangnya yesus untuk kami. Natal
kali ini, sebagai refleksi selama hidup samp untuk merenung dan berpikir
kembali. Setelah acara ini kita akan akan ada planning apa? Bermakna
perubahankah?.
Mbak
asisten, suatu perubahan untuk kehidupan setiap orang. Setiap orang sebenarnya punya nasib dan
keselamatan masing-masing tapi orang Kristen dikarunia juru selamat. Jadi
setelah selamat, apa yang akan kita lakukan? Apa yang kami terima harus
disyukuri, memberi dan cinta kasih kepada sesame.
- Andini: Mengapa mengambil tema “perjumpaan dengan Yesus dalam keluarga?”
Jawab:
Menjadi keputusan bersama Persatuan Gereja Indonesia, akan tetapi GKJW Segaran
Wates memang mengambil tema yang lebih hits
dan popular.
- Rohana: Bagaimanakah sebenarnya aturan-aturan orang Kristen? Mengapa Kristen identic dengan Santaclause dan salju?
Jawab:
Orang Kristen mempunyai aturan-aturan sendiri disetiap jemaat gereja, yang
diilhami oleh injil. Kalau GKJW Segaran Wates mempunyai buku pedoman namanya
buku aturan “tata pranata GKJW”. Buku
ini berisi tentang bagaimana cara menghadapi hidup, dijadikan pedoman untuk
bersosialisasi, secara khusus berisi bagaimana orang Kristen bersikap. Bisa
dikatan lebih mirip dengan UUD buku tersebut, juga mengalami revisi sesuai
dengan keadaan zaman.
Santaclause
dan salju hanyalah sebagi keren-kerenan. Lebih dikatan hanyalah bidaya barat.
Budaya Santaclause memang sudah mendarah daging di telinga anak-anak, karena
sebagian orang tua memaknainya sebagai “dongeng yang tidak berbahaya”.
Sebenarnya Santaclause adalah nama seorang laki-laki yang sudah tua bahkan
renta tinggal sendirian di pinggiran hutan Inggris pada zaman dulu. Ia sangat
mencintai anak-anak setiap malam natal untuk menyampaikan rasa syukur pada
Yesus dan mengunkapkan rasa cintany pada anak-anak ia selalu memberi berbagi
hadoiah dan membagi-bagikannya pada anak-anak. Demi menyenangkan setiap anak
yang ditemuinya ia berdandan sedemikian menarik supaya anak-anak tidak enggan
melihat wajahnya yang sebenarnya sudah keriput. Dengan rusa serta kereta yang
dimilikinya ia jadikan kendaraan untuk berkeliling desa.
- Agung: Mengapa harus pohon natal tidak yang lain? Apakah wajib menghias pohon natal?
Jawab:
Sebenarnya makna pohon natal biasa saja. Bisa menggunakan pohon lain tidak
harus natal, akan tetapi pohon natal ini bisa dimaknai sendiri sesuai dengan
tema atau landasan dasar tema. Tidak wajib menghias pohon natal. Asal muasalnya
mengapa kok harus pohon natal? Karena pada waktu itu, Ada seorang Jerman yang
berjalan-jalan di hutan. Orang itu menemukan kerlap-kerlip yang begitu indah.
Setelah diteliti ternyata cahaya itu berasal dari gesekan daun natal yang
terkena pantulan sinar salju dari rembulan. Karena saking heranya ia membawa
pulang pohon tersebut dan menghias sesampainya dirumah dengan berbagai
ornament. Waktu itu, bertepatan dengan tanggal 25 Desember sebagai perayaan
natal yang kemudian setiap natal orang tersebut menghias pohon natal. Akhirnya
sampai sekarang menjadi budaya. Pesanya, ketika sesuatu dimaknai, diimani,
pasti itu akan luar biasa.
- Wasi’: Apakah ada batasan pakaian dan makanan untuk orang Kristen?
Jawab:
Tidak. Tentang pakaian, untuk apa berpakaian cantik, indah, mahal dan sangat
rapat tapi hatinya buruk.
Tentang
makanan, tidak. Orang Kristen makan apa
saja yang menurut mereka baik. Dasarnya ada di Injil, yang ceritanya ketika pada
suatu malam Petrus berdo’a di atap rumahnya. Tiba-tiba ketika ia sedang khusu’
berdo’a didatangi oleh Tuhan Yesus dengan mengenakan jubah putih yang
terbentang sangat lebar. Petrus melihat dihadapan Tuhan Yesus ketika terdapat
berbagi binatang dan Tuhan menyeru kepada Petrus “ makanlah sekiranya kamu
lapar”, Petrus menjawab “tidak, sesungguhnya itu sebagian haram bagiku”.
Setelah mendengar jawaban dari Petrus Tuhan Yesus mengatakan “ Wahai Petrus
sesungguhnya yang haram itu bukan yang kamu makan, tetapi yang haram itu adalah
apa-apa yang kamu keluarkn dari mulutmu yang menyakiti hati oaring lain”.
- Intan: Apakah ada natal untuk pemuda? Orang tua? Kalau ada berarti bukankah perayaan akan beda-beda?
Jawab:
Iya, Agar memudahkan untuk kita merayakan natal. Kalau bersama-sama yang muda
cenderung bosan mengikuti prosesi mereka yang sudah tua. Karena di Kristen juga
ada usia jeda, dimana ketika misalnya di Islam masuk usia akil baligh kalau
dikristen berarti naik pada tibkat yang lebih tinggi. Dan seterusnya seperti
itu.
- Fadli: Bagaimana ritual ibadah orang Kristen ?
Jawab:
Tidak hanya padaa hari Minggu, Ibadah orang Kristen tidak ada batasan waktu.
Ketika mereka ingin berdo’a dan beribadah ke gereja tidak hanya hari Minggu,
hari apa saja boleh. Orang-orang Kristen lebih toleransi profesi.fleksibel. Kalau
pada hari Minggu lebih pasti dan yang lain terserah.
Sedangkan
perbedaan protestan dn katholik? Kitabnya sebenarnya sama. Akan tetapi kedua
kitap aliran tersebut mempunyai perbedaan pada perjanjian baru. Seperti, kidung
Jawa, kidung dami dll. Kategori pelayanan juga berbeda-beda.
- Bagimanakah nikah beda agama untuk orang Kristen?
Jawab:
tidak boleh kecuali yang mempelai yang beragama selain Kristen bersedia
berpindah keyakinan.
- Anam: Bagaimanakah umat Kristen menyikapi kehidupan setelah mati? Mengapa pada prosesi penguburan jenazah di dandani?
Jawab:
kehidupan setelah mati berarti adalah kehidupan sesungguhnya dan perjumpaan
dengan Yesus yang sesungguhnya. Dimana ketika berhubungan dengan manusia
didunia ini bisa saja kita kita tidak selamat. Akan tetapi ketika setelah mati
kita akan benar-benar diselamatkan Yesus.
Mengapa
perlu dimake up karena bentuk
penghormatan.
- Nia: Mengapa natal identic dengan lilin?
Bagaimana
aplikasi orang Kristen dalam penghormatanya kepada bundha maria wanita yang mengandung bayi Yesus terhadap
wanita biasa?
Jawab:
Filosopi lilin yang merelakan tubuhnya dibakar guna untuk sekitarnya menjadi
terang.
Aplikasinya
bahwa orang Kristen juga menggalakkan kesetaraan antara lki-laki dan perempuan.
Theologi kekristenan pada zaman sekarang juga menyampaikn visi yang sama dengan
theology feminisme yakni menuju kesetaraan itu berarti bukan usaha untuk lebih
mengungguli.
Berbagai pertanyaan telah dijawab
dengan memuaskan, tepat pukul 23.30 WIB forum diskusi tersebut usai. Diakhir
acara Kami menyampaikan terima kasih dan memberikan cindera mata berupa fandle direct research. Pengambilan gambar
bersama Bapak matius dan mahasiswa PA sebagai pertanda berakhirnya acara pada
malam misa natal tersebut.
Demikian laporan penelitian yang
lebih tepat disebut sebagai reportase jurnal
harian dari dewan pers progam study perbandingan agama dalam kegiatan direct
research di GKJW Segaran Wates. Selamat dan sukses temanku, saudaraku,
sahabatku, salam kasih damai sejahtera untuk kalian semua.
Wassalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakaatuh.
0 komentar:
Posting Komentar